Peluru Anti Jomblo - Pernikahan bukanlah tujuan hidup manusia. Pernikahan hanyalah salah satu sarana untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya. Lalu, apakah tujuan hidup manusia yang sebenarnya? Tidak lain dan tidak bukan tujuannya adalah bahagia, damai, sejahtera, dan menjadi berkah. Bisakah seseorang itu bahagia, damai, sejahtera, dan menjadi berkah tanpa menikah? Bisa saja. Toh, sekali lagi, pernikahan itu hanya salah satu sarana. Bukan satu-satunya.
Peluru Anti Jomblo |
Ketika Tuhan mencipatakan manusia laki-laki dan perempuan, konon laki-laki diciptakan dari debu tanah. Tidak jelas apakah Tuhan bikin adonan dulu, lantas di uyek-uyek, baru kemudian dibentuk (kayak kita bikin boneka dari tanah liat gitu loh). Atau cuma gini "Puffz...!" (ditiup). Lalu, duaaaar jadilah si laki-laki.
Sedangkan perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, ketika ia tengah tertidur. Kenapa mesti laki-laki itu tertidur?! Mungkin Tuhan tidak mau digerecoki. Dia ingin menciptakan "makhluk" yang benar-benar "eksklusif" sesuai dengan cita rasa-Nya (kabar baik bagi kaum perempuan di seluruh dunia nih, hehehe). Untuk itu dibutuhkan ketenangan dan konsentrasi tingkat tinggi.
Bayangin saja kalau laki-laki itu sampai tahu bahwa Tuhan sedang membuat "makhluk" yang nantinya akan menjadi pasangan hidupnya. Bisa-bisa ia akan banyak nuntutnya. "Hidungnya kurang mancung, Tuhan. Kulitnya mesti putih seputih bengkoang, lembut selembut kapas. Tapi putihnya jangan kebanyakan dong, nanti jadi terlihat pucat, jelek ah. Rambutnya hitam mengkilap tergerai sampai punggung. Kayak yang diiklan shampoo di TV itu loh, Tuhan. Masak Tuhan tidak tahu. Badannya mesti tinggi langsing dan padat berisi. Tidak kurus tidak gemuk. Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pendek. Biar asyik dilihat gitu. Hmm, Tuhan, dadanya kurang montok tuh. Tiup dikit lagi dong. Weittt, jangan terlalu ngegelembung. Nanti malah miring ke depan berabe..." dan seterusnya-seterusnya.
Kenapa dari tulang rusuk?
Ada satu penjelasan yang menarik. Begini, "Wanita tidak diciptakan dari tulang kaki, supaya tidak diinjek, tidak diciptakan dari tulang kepala supaya tidak nginjek. Tapi diciptakan dari tulang rusuk, supaya dekat di hati. Untuk menjadi teman seiring sejalan, saling mengasihi, saling mendukung sebagai mitra sekerja dan sepenanggungan." (Wuiiidih, ideal banget kan?!).
Dan, kenapa pula laki-laki yang diciptakan terlebih dahulu?!
Ada dua penjelasan, yakni yang serius dan tidak serius. Yang tidak serius ini. Setelah selesai menciptakan Adam, Tuhan pun lantas berkata, "Sungguh ciptaan yang baik. Tapi kalau Aku coba lagi, Aku pasti bisa bikin yang lebih baik". Maka jadilah Hawa! (kabar baik lagi bagi kaum perempuan di seluruh dunia, hehe).
Tetapi itu kan tidak serius. Cuman joke. Yang serius, konteks zaman dahulu kan ada budaya patriakha yakni budaya yang menonjolkan kedudukan pria. Jadi jelas pria digambarkan "lebih" dari wanita. Sampai-sampai kata ganti untuk Tuhan pun bentuknya maskulin : He (dalam bahasa inggris). Sebagai pencipta, Sang Khalik, Yang Tidak Terbatas, Tuhan tentu melampaui kategori-kategori yang bsia dikenakan kepada manusia sebagai makhluk ciptaan.
Tidak ngerti? Tidak apa-apa. Itu manusiawi koq. Sebab, sebagai makhluk yang terbatas, mana mungkin kan kita dapat mengerti dan memahami tentang Tuhan yang Maha Tidak Terbatas?!.
Sampai di situ, okelah. Tapi masalahnya adalah pernyataan ini "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri".
Kenapa ini menjadi masalah sih?
Karena pernyataan ini lantas suka diartikan bahwa manusia itu harus punya pasangan, bahwa hidup sendiri atau jomblo abadi itu tidak baik di mata Tuhan.
So, mereka yang anti jomblo, semisal orang tua yang susah hati or malu hati or tidak enak hati melihat anaknya sendiri terus kerap menjadikan pernyataan ini sebagai peluru untuk mengancam, memprovokasi, mendorong, menggoda si jomblo supaya segera keluar dari tempurung kejombloannya dan membuka diri terhadap pasangan hidup.
Sedangkan bagi mereka, para jomblowan-jomblowati terutama yang ngejomblo bukan karena pilihan tetapi lebih karena "apa daya tangan tak sampai" pernyataan itu jelas sangat menggelisahkan. Bikin hati galau, pikiran carut-marut. Ujungnya bisa aneh-aneh deh. Lebih celaka lagi kalau mereka lantas asal membuka diri : siapa saja yang mau, samber saja (Ihhh kayaq jemuran deh).
Lalu bagaiman dong memahami pernyataan ini?
Kata "baik" dalam bahasa ibrani "tov" mempunyai arti yang luas, yaitu berkenaan dengan hidup yang indah, lengkap, adil, suka cita, damai, dan sejahtera. Dan, ungkapan seorang diri sebetulnya juga tidak menunjuk pada status jomblo. Orang yang ngejomblo kan tidak "seorang diri". Ia hidup di tengah orang banyak di sekitarnya seperti saudaranya, temannya, tetangganya. Jadi tidak berbicara tentang pernikahan, tapi tentang kesepadanan antara pria dan wanita.
Singkatnya begini. Dunia dan segala isinya yang Tuhan ciptakan ini sungguh baik adanya. Tetapi akan menjadi tidak baik dalam arti yang luas tadi itu, kalau manusia hanya sejenis. Pria atau wanita saja. Karena itu pria dan wanita, keduanya, harus sama-sama ada. Mereka diciptakan untuk saling melengkapi. Yang satu tidak lengkap tanpa yang lain, begitu... By Ayub Yahya
Demikian tulisan singkat mengenai peluru anti jomblo. Semoga bisa bermanfaat utnuk semuanya. "Happy Blogging"
Related Posts :
Silahkan
klik disini untuk berlangganan Artikel Gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di HARMANSYAH BLOG
2 komentar:
Mampir di mari lagi aakh ..., artikel tentang Jomblo :D
@Himawan Sant, :D Semoga nyonya dirumah berbesar hati menerima masa fuber mas hima yang ke sekian kali wkwkwkwk
Post a Comment
...... Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan baik sopan sesuai dengan tema konten dan tidak mengandung unsur Sara ......